Langsung ke konten utama

Teruntuk Kedua Orang Tuaku

Apa rasa yang bisa menakar semua rasa ini?


Jika ada takaran untuk menakar rasa sayang dan cinta kalian untukku (putri kecilmu) itu takkan mampu menakar berapa besarnya.


Mami, Setiap perjuangan, mengalirkan rasa cinta dan sayang. Sehingga rela mengorbankan nyawanya untuk mengandung, melahirkan, membesarkan tanpa lelah untuk aku dan dua saudara kandungku. Tanpa takut untuk kami tidak bisa secinta dan sesayang itu pada mami. Semoga semua perjuangan mami semoga menjadi amal untuk kehidupan yang nantinya. Doa yang selalu mengiringi. Peluk menenangkan. Nasihat yang menjadi penyemangat. Senyum yang selalu menyejukkan. Terima kasih untuk semua yang mami beri tanpa minta balas kasih. Terima kasih udah jadi "Wonder Moman" ibu yang bekerja tapi selalu mengutamakan kebutuhan kami dan jago banget buat kami rindu akan masakan mami. Wondermoman-ku, sehat dan panjang umurlah, karna bersamamu itu hal yang selalu aku semogakan meski kita tau semua ciptaan-Nya akan kembali pada-Nya. Maaf jika masih mengecewakan dan bahkan pernah buat mami menangis. Tapi percayalah kebahagiaan dan senyum indah mami, itu yang selalu ku ingini. Salam dan kecup hangat untuk mami itu menjadi hal favoritku dalam perpisahan kita.


Bapak,Setiap tetes keringat yang keluar karna mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan kami semoga menjadi ladang pahala bapak di akhirat nanti. Kebutuhan kami selalu bapak penuhi tanpa kami tau gimana perjuangan bapak untuk memenuhi itu. Makasi bapak sudah selalu mengajarkan untuk hidup berdasarkan apa yang kita butuh bukan apa yang kita mau. Makasi untuk selalu mengajarkan kami menabung untuk membeli sesuatu yang kami ingini meski bapak harus menambah sebagian dari kekurangannya. Pahlawan dikeluarga kami, panjang umur dan sehat selalulah. Kegagahan dan tawa bahagiamu selalu kami rindukan saat jarak harus memisahkan. Maaf jika masih sering mengecewakan dengan sikap kami yang mungkin menyebalkan. Salam dan doa dalam setiap perpisahan kita selalu menjadi hadiah untukku.


Mami & Bapak,Tak ada yang bisa menakar besarnya rasa syukur dan beruntungnya aku telah memiliki kedua orang tua seperti kalian. Ketentraman di keluarga menjadi penentu kualitas kebahagiaan kami selalu kalian utamakan. Meski kita tau jalan tak selalu mulus. Tapi kalian hebat selalu bisa melewati semua rintangan dengan bijaksana. Pasangan favorit kehidupanku, semoga kalian panjang umur dan selalu diberikan kesehatan, selalu dalam lindungan Allah dalam setiap hembusan nafas, kebahagiaan dan keberkahan selalu dalam mengiringi setiap langkah kalian. Terima kasih, udah selalu membuat aku jatuh hati tanpa takut untuk disakiti. Terima kasih untuk semua ini. Doakan semoga kelak aku bisa menjadi seorang Ibu yang sehebat mami dan mendapatkan suami yang setangguh Bapak. Ridhoi setiap langkah kami, karna Ridho Mami & Bapak ridho-Nya Allah.

Jika hidup ini adalah Rekarnasi, izinkan aku untuk selalu memilih kalian sebagai orang tuaku, dikehidupan berapapun itu.

Salam cinta.


Dari putri kecilmu,



Tutud Dwi Lestarie❤

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saya Bukan Aku by Aliciaandf

Perkenalkan ini "saya" bukan "aku" Dengan sakit kronis, sebab terkena tikaman tak kasat mata yang merangkul lalu menusuk . Dengan telinga menuli, mata memejam, dan hati lebam-lebam . Mengapa? Saya yang berdarah, Dia yang kamu rawat dengan cinta. Baiklah.. Tahun-tahun saya dan kamu sudah usang, hancur bahkan. Kamu baik selama itu. Tapi entah kenapa dimata ini pengkhianatan selalu menjijikan. Sengaja puisi ini tertulis "saya" . Karena "aku" terlalu akrab untuk kita yang terlanjur asing.

Aku Ini Siapa

Aku ini siapa? Terlalu dekat tapi tak punya tempat. Tidak asing tapi tak saling ingin. Aku ini siapa? Terlalu menaruh harap sampai lupa kalau kau tak terharap. Aku ini siapa? Yang memintamu lebih baik padahal kau sama sekali tak ingin lebih. Aku ini siapa? Terlalu ingin lebih tapi sayang nggak bisa memiliki. Aku ini siapa? Si keras kepala yang ingin memperjuangkan tapi bertepuk sebelah tangan. Aku ini siapa? Seorang yang selalu memintamu disini tapi kau memilih pergi.

Kenapa Memilih Pasangan yang Seprofesi

Kenapa kebanyakan dari mereka memilih pasangan yang seprofesi? Dulu selalu mikir, Oh kakaknya dokter pantas pasangannya dokter juga. Oh kakaknya anak kesehatan pantas pasangannya anak kesehatan pula. Oh kakaknya polisi pantas pasangannya polisi juga. Oh kakaknya koat pantas pasangannya setara dengan dia juga, atau bahkan lebih tinggi pangkatnya dari dia. Dan banyak lagi yang lainnya. Kisah-kisah seperti itu banyak sekali saya temukan di lingkungan. Tanpa pernah mencari tau kenapa harus seperti itu; kenapa mesti begitu. Selama ini hanya menerka-nerka tanpa pernah tau kenapa bisa seperti itu. Jodoh emang rahasia Tuhan yang menjadi ketetapan di kehidupan kita. Dan tidak sedikit dari kami yang melihat, pasti memberi kesimpulan, iyalah dia dokter pantas cari suaminya dokter juga (dan profesi yang lainnya). Kita hanya melihat dari segi profesi yang ia jalani. Tanpa pernah mikir sedikit pun bagaimana menjalani profesinya sehingga ia memilih pasangan yang seprofesi. Bertugas menjalank...