Beberapa hari yang lalu, lagi mau nyebrang untuk naik angkot ke kosan. Keadaan lagi haus banget lupa bawa air minum dari rumah. Turun dari angkot langsung nyebrang ke salah satu toko roti buat beli air minum. Jalanan itu satu arah dengan pembatas jalan ditengahnya. Saat mau nyebrang langsung mengarahkan pandangan ke kanan untuk liat kendaraan yang lewat. Cari aman biar selamat untuk nyebrang ke seberang sana.
Tunggu dulu,
Apa yang terjadi? Ada om-om yang ngelawan arus lalu lintas dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Aku fokus di arah kanan sedangkan yang lawan arus ada di sebelah kiri. *Bbbbrrruuuukkkkk*
Kaki kiri tabrakan sama standar kereta + perut kenak setang kereta. Aku jatuh? Alhamdulilah enggak. Yang jatuh om itu. Dia kejatuhan kereta dan aku masih kaget banget karna bisa tabrakan kayak gini.
Orang sekitar pada liat, ada om-om penarik becak yang stay disitu langsung nyamperin :
Om becak : ada yang sakit dek?
Aku : sakit dikit om
Om becak : langsung bilang ke om yang nabrak, sakit dia ini bang kaki sama perutnya
Om yang nabrak : dia yang salah bg, dianya lari makanya aku jatuh. Kalo dia nggak lari kan aku gak jatuh.
Aku : kan yang salah om, om ngelawan arus makanya aku jatuh.
Terkejut banget liat jawabannya; makin kesini makin susah banget yaa untuk mengatakan "Maaf yaaa.." Walau sekecil apapun itu kesalahannya. Padahal dia yang salah, kenapa mesti orang lain yang harus mengelus dada, menahan amarah, dan memastikan semuanya baik-baik saja.
Kadang kita terlalu fokus sama apa yang kita hadapi di depan tanpa memastikan di belakang kita ada bahaya atau tidak.
Untuk kita semua,
Meminta maaf nggak buat rendah martabatmu kok, malahan bisa jadi obat seseorang, meredakan amarah dan memastikan semuanya baik-baik saja dan mengundang senyumnya.
Tunggu dulu,
Apa yang terjadi? Ada om-om yang ngelawan arus lalu lintas dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Aku fokus di arah kanan sedangkan yang lawan arus ada di sebelah kiri. *Bbbbrrruuuukkkkk*
Kaki kiri tabrakan sama standar kereta + perut kenak setang kereta. Aku jatuh? Alhamdulilah enggak. Yang jatuh om itu. Dia kejatuhan kereta dan aku masih kaget banget karna bisa tabrakan kayak gini.
Orang sekitar pada liat, ada om-om penarik becak yang stay disitu langsung nyamperin :
Om becak : ada yang sakit dek?
Aku : sakit dikit om
Om becak : langsung bilang ke om yang nabrak, sakit dia ini bang kaki sama perutnya
Om yang nabrak : dia yang salah bg, dianya lari makanya aku jatuh. Kalo dia nggak lari kan aku gak jatuh.
Aku : kan yang salah om, om ngelawan arus makanya aku jatuh.
Terkejut banget liat jawabannya; makin kesini makin susah banget yaa untuk mengatakan "Maaf yaaa.." Walau sekecil apapun itu kesalahannya. Padahal dia yang salah, kenapa mesti orang lain yang harus mengelus dada, menahan amarah, dan memastikan semuanya baik-baik saja.
Kadang kita terlalu fokus sama apa yang kita hadapi di depan tanpa memastikan di belakang kita ada bahaya atau tidak.
Untuk kita semua,
Jangan pernah malu untuk meminta maaf, sekecil apapun kesalahan yang kita perbuat.
Meminta maaf nggak buat rendah martabatmu kok, malahan bisa jadi obat seseorang, meredakan amarah dan memastikan semuanya baik-baik saja dan mengundang senyumnya.
Komentar
Posting Komentar