"Tamu gak bakal masuk, kalo tuannya gak mempersilakan masuk"
Kalimat itu sering banget terdengar untuk merekapelaku orang ketiga. Sederhananya gini, kita harus punya harga diri, agar mau gimana pun pacar orang menganggu kita gak akan pernah mau ngerusak hubungan orang. Udah tau pacarnya orang, kenapa masih mengusik? Udah tau milik orang, kenapa masih aja sok asik? Udah tau bakal ngerebut milik orang, kenapa pada nggak punya malu?
Masih mau bela diri dengan kalimat, aku nggak bakal sama pacar kamu kalo pacar kamu gak respon aku? aku nggak bakal sama pacar kamu kalo dia nggak mempersilakan aku masuk sedangkan dikehidupannya ada kamu? dan yang paling meanstrem yang aku dengar itu, kalo kamu nggak mau pacar kamu ganggu cewek lain, kamu rante aja pacar kamu biar nggak bisa pergi? Yang paling parahnya lagi, letupkan aja pacar kamu, biar dia gak ganggu aku? Padahal kenyataannya dia juga mau sama pacar orang *sabar-sabar* oke kita lanjut
Hubungan itu tentang dua orang. Dimana aku + kamu = kita. Diikat sama yang namanya komitmen. Komitmen untuk jalani hidup berdua tanpa mendua. Disisi lain udah pasti ada kepercayaan, kesetiaan, kerelaan untuk membahagiakan satu sama lain, bukan mengecewakan. Cinta itu untuk membahagiakan, jika yang kamu jalani banyak mengecewakan bahkan menyatiki diri kamu. Lepaskanlah, rasa sakit itu cuma pada saat melepas. Setelah kita bisa ikhlas bahagia pasti menghampiri. Karna bersedih atau bahagia itu ada dipilihanmu.
Yang perlu ditekankan, yang salah itu bukan cuma orang ketiga tapi pasangan kamu juga. Mereka cari kebahagiaan dengan mengorbankan perasaan banyak orang. Mereka sama-sama salah, lantas kamu berhak menghakimi mereka? enggak, enggak sama sekali. Untuk menyadarkan mereka aja sulit. Namanya juga jatuh cinta, berbunga-bunga. Orang kalo belum kepentok nggak bakal sadar. Orang ketiga bangga dapat miliki pasangan kamu, dan dia menyatakan kamu kalah, biarkan.
Buah dari sabar itu indah, peracayalah.
"Karna kamu nggak bakal tau cara meminta padaNya dengan baik, kalo nggak mengenal kecewa yg mendalam."
Teruslah memperbaiki diri untuk menjadi baik, karna yang terbaik gak bakal pernah ada, kalo kita nggak terus memperbaiki diri menjadi yang lebih baik. Jangan terkecoh sama yang silau dimata sampai lupa hati punya siapa.
Kalimat itu sering banget terdengar untuk mereka
Masih mau bela diri dengan kalimat, aku nggak bakal sama pacar kamu kalo pacar kamu gak respon aku? aku nggak bakal sama pacar kamu kalo dia nggak mempersilakan aku masuk sedangkan dikehidupannya ada kamu? dan yang paling meanstrem yang aku dengar itu, kalo kamu nggak mau pacar kamu ganggu cewek lain, kamu rante aja pacar kamu biar nggak bisa pergi? Yang paling parahnya lagi, letupkan aja pacar kamu, biar dia gak ganggu aku? Padahal kenyataannya dia juga mau sama pacar orang *sabar-sabar* oke kita lanjut
Hubungan itu tentang dua orang. Dimana aku + kamu = kita. Diikat sama yang namanya komitmen. Komitmen untuk jalani hidup berdua tanpa mendua. Disisi lain udah pasti ada kepercayaan, kesetiaan, kerelaan untuk membahagiakan satu sama lain, bukan mengecewakan. Cinta itu untuk membahagiakan, jika yang kamu jalani banyak mengecewakan bahkan menyatiki diri kamu. Lepaskanlah, rasa sakit itu cuma pada saat melepas. Setelah kita bisa ikhlas bahagia pasti menghampiri. Karna bersedih atau bahagia itu ada dipilihanmu.
Yang perlu ditekankan, yang salah itu bukan cuma orang ketiga tapi pasangan kamu juga. Mereka cari kebahagiaan dengan mengorbankan perasaan banyak orang. Mereka sama-sama salah, lantas kamu berhak menghakimi mereka? enggak, enggak sama sekali. Untuk menyadarkan mereka aja sulit. Namanya juga jatuh cinta, berbunga-bunga. Orang kalo belum kepentok nggak bakal sadar. Orang ketiga bangga dapat miliki pasangan kamu, dan dia menyatakan kamu kalah, biarkan.
Buah dari sabar itu indah, peracayalah.
"Karna kamu nggak bakal tau cara meminta padaNya dengan baik, kalo nggak mengenal kecewa yg mendalam."
Teruslah memperbaiki diri untuk menjadi baik, karna yang terbaik gak bakal pernah ada, kalo kita nggak terus memperbaiki diri menjadi yang lebih baik. Jangan terkecoh sama yang silau dimata sampai lupa hati punya siapa.
Komentar
Posting Komentar