Langsung ke konten utama

BoyCandra

Sayang, kalau kamu yang salah. Maka, temuilah aku untuk menyatakan maaf. Jangan meminta temanmu, orangtuamu, apalagi mantan pacarmu. Yang datang menyatakan permohonan maafmu. Itu sama sekali tidak menunjukan sikap berani bertanggungjawab penuh atas apa yang kamu lakukan. Bukankah dari kecil kita diajarkan oleh guru-guru, siapa yang bersalah, yang merasa bersalah, maka dialah yang harus memohon dimaafkan. Jika untuk memohon maaf saja harus kamu wakilkan, yang menjadi pertanyaanku; apa benar itu permohonan maaf dari dirimu?

Jika memang tidak berani menanggung risiko dari kesalahan. Lain kali pikir-pikirlah lebih dalam sebelum menyakiti. Kamu tidak akan pernah tahu, sepenting apa seseorang yang kamu sakiti hari ini di masa depan. Bisa jadi orang yang dengan sengaja kamu sakiti hari ini adalah orang yang mampu membantumu meneruskan jalanmu di hari depan.

--boycandra

Nb : ceritanya tadi liat di line temen nyukai postingan ini, terus suka deh sama kata-katanya, jadi di post deh di blog hahaha

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saya Bukan Aku by Aliciaandf

Perkenalkan ini "saya" bukan "aku" Dengan sakit kronis, sebab terkena tikaman tak kasat mata yang merangkul lalu menusuk . Dengan telinga menuli, mata memejam, dan hati lebam-lebam . Mengapa? Saya yang berdarah, Dia yang kamu rawat dengan cinta. Baiklah.. Tahun-tahun saya dan kamu sudah usang, hancur bahkan. Kamu baik selama itu. Tapi entah kenapa dimata ini pengkhianatan selalu menjijikan. Sengaja puisi ini tertulis "saya" . Karena "aku" terlalu akrab untuk kita yang terlanjur asing.

Aku Ini Siapa

Aku ini siapa? Terlalu dekat tapi tak punya tempat. Tidak asing tapi tak saling ingin. Aku ini siapa? Terlalu menaruh harap sampai lupa kalau kau tak terharap. Aku ini siapa? Yang memintamu lebih baik padahal kau sama sekali tak ingin lebih. Aku ini siapa? Terlalu ingin lebih tapi sayang nggak bisa memiliki. Aku ini siapa? Si keras kepala yang ingin memperjuangkan tapi bertepuk sebelah tangan. Aku ini siapa? Seorang yang selalu memintamu disini tapi kau memilih pergi.

Kenapa Memilih Pasangan yang Seprofesi

Kenapa kebanyakan dari mereka memilih pasangan yang seprofesi? Dulu selalu mikir, Oh kakaknya dokter pantas pasangannya dokter juga. Oh kakaknya anak kesehatan pantas pasangannya anak kesehatan pula. Oh kakaknya polisi pantas pasangannya polisi juga. Oh kakaknya koat pantas pasangannya setara dengan dia juga, atau bahkan lebih tinggi pangkatnya dari dia. Dan banyak lagi yang lainnya. Kisah-kisah seperti itu banyak sekali saya temukan di lingkungan. Tanpa pernah mencari tau kenapa harus seperti itu; kenapa mesti begitu. Selama ini hanya menerka-nerka tanpa pernah tau kenapa bisa seperti itu. Jodoh emang rahasia Tuhan yang menjadi ketetapan di kehidupan kita. Dan tidak sedikit dari kami yang melihat, pasti memberi kesimpulan, iyalah dia dokter pantas cari suaminya dokter juga (dan profesi yang lainnya). Kita hanya melihat dari segi profesi yang ia jalani. Tanpa pernah mikir sedikit pun bagaimana menjalani profesinya sehingga ia memilih pasangan yang seprofesi. Bertugas menjalank...