Langsung ke konten utama

Kenapa Memilih Pasangan yang Seprofesi

Kenapa kebanyakan dari mereka memilih pasangan yang seprofesi?

Dulu selalu mikir,
Oh kakaknya dokter pantas pasangannya dokter juga.
Oh kakaknya anak kesehatan pantas pasangannya anak kesehatan pula.
Oh kakaknya polisi pantas pasangannya polisi juga.
Oh kakaknya koat pantas pasangannya setara dengan dia juga, atau bahkan lebih tinggi pangkatnya dari dia.
Dan banyak lagi yang lainnya.


Kisah-kisah seperti itu banyak sekali saya temukan di lingkungan. Tanpa pernah mencari tau kenapa harus seperti itu; kenapa mesti begitu. Selama ini hanya menerka-nerka tanpa pernah tau kenapa bisa seperti itu. Jodoh emang rahasia Tuhan yang menjadi ketetapan di kehidupan kita.

Dan tidak sedikit dari kami yang melihat, pasti memberi kesimpulan, iyalah dia dokter pantas cari suaminya dokter juga (dan profesi yang lainnya). Kita hanya melihat dari segi profesi yang ia jalani. Tanpa pernah mikir sedikit pun bagaimana menjalani profesinya sehingga ia memilih pasangan yang seprofesi.



Bertugas menjalankan profesinya itu banyak sekali menemukan kendala, keluhan, mengorbankan waktu dengan orang yang ia sayang. Jika ia mempunyai pasangan yang seprofesi lelahnya setelah bertugas dan menceritakan apa yang terjadi hari ini hanya sebatas, gimana hari ini? Gimana pekerjaan kamu? Kendala apa yang di hadapi? Mereka cukup menjelaskan apa yang terjadi dan pasangannya bisa memahami tanpa harus ada kenapa. Bayangkan jika mereka tak seprofesi selepas tugas, dengan pertanyaan yang sama seperti sebelumnya, mereka sudah lelah bertugas harus banget menjelaskan lagi pertanyaan pertanyaan yang di ucapkan oleh pasangannya. Menguras emosi dong pasti sudah lelah banyak lagi pertanyaan yang di pertanyakan dan harus di jawab.



Sekarang saya mengerti apa yang mereka pilih itu yang terbaik. Iya buat kehidupan mereka. Bukan karena saya sudah memiliki pasangan hidup.
(((Bukan))). Sampai tulisan ini di posting saya masih sendiri dan dalam tahap penyelesaian kuliah saya. Saya disini belum menceritakan masalah tugas (pekerjaan) karena saya belum bekerja. Saya hanya ingin menceritakan betapa sulitnya menjelaskan kepada mereka yang tidak seperti saya (kuliahnya) tentang bagaimana pekerjaan seorang akuntan, bagaimana penyelesaian setiap kejadian yang terjadi di perusahaan dengan yang ada di lapangan, bagaimana penyelesaian setiap kasus, bagaimana supaya mereka memahami apa yang saya bicarakan. Ternyata susah. Susah banget. Entah dia yang sulit memahami atau saya yang tidak pintar dalam menjelaskan. Dan dari sini saya tau kenapa mereka memilih pasangan yang seprofesi, supaya apa yang mereka alami cukup mereka menceritakan saja tanpa ada perlu penjelasan, karena dia sudah mengerti.



Tidak harus mempunyai pasangan yang seprofesi tapi setidaknya kamu mempunyai pasangan yang mengerti apa kegiatan yang kamu lakukan.

Semoga kelak, siapapun yang menjadi pasangan kamu sekarang atau siapapun yang manjadi pasangan kamu nanti. Dia seseorang yang mengerti dan memahami setiap apa yang kamu lakukan. Yang membuatmu bahagia karena menjadi dirimu sendiri.








Komentar

  1. T-Shirt | T-Shirt
    t-shirts womens titanium wedding bands designed and titanium wedding band sets sold by T-Shirt.com. Check out our t-shirts collection titanium belt buckle for the ultimate in classic designs and styles babyliss titanium flat iron from stiletto titanium hammer the world's largest

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saya Bukan Aku by Aliciaandf

Perkenalkan ini "saya" bukan "aku" Dengan sakit kronis, sebab terkena tikaman tak kasat mata yang merangkul lalu menusuk . Dengan telinga menuli, mata memejam, dan hati lebam-lebam . Mengapa? Saya yang berdarah, Dia yang kamu rawat dengan cinta. Baiklah.. Tahun-tahun saya dan kamu sudah usang, hancur bahkan. Kamu baik selama itu. Tapi entah kenapa dimata ini pengkhianatan selalu menjijikan. Sengaja puisi ini tertulis "saya" . Karena "aku" terlalu akrab untuk kita yang terlanjur asing.

Aku Ini Siapa

Aku ini siapa? Terlalu dekat tapi tak punya tempat. Tidak asing tapi tak saling ingin. Aku ini siapa? Terlalu menaruh harap sampai lupa kalau kau tak terharap. Aku ini siapa? Yang memintamu lebih baik padahal kau sama sekali tak ingin lebih. Aku ini siapa? Terlalu ingin lebih tapi sayang nggak bisa memiliki. Aku ini siapa? Si keras kepala yang ingin memperjuangkan tapi bertepuk sebelah tangan. Aku ini siapa? Seorang yang selalu memintamu disini tapi kau memilih pergi.