Langsung ke konten utama

Ecolodge Kafe Kapal Bambu : Menikmati Libur Dikafe Bambu

Ecolodge,
Kafe Kapal Bambu yang menyenangkan.



Foto ini diambil setelah magrib dengan latar
lampu-lampu dilantai 2 yang telah hidup





Pertama kali saya tahu ada kafe berbentuk kapal terbuat dari bambu di Bukit Lawang dari postingan salah satu teman Facebook saya, lantas tentu saja jari saya bersemangat untuk berkomentar di postingannya menanyakan letak kafe tersebut. Selang beberapa menit teman saya menjawab dengan memberikan kejelasan letak kafe ini. Tentu saja ini menjadi wishlist tempat yang bakal saya kunjungi.




Saya tahu kafe ini di tahun 2015, dimana kafe ini masih hangat-hangatnya menjadi tempat pemilihan banyak orang untuk hangout atau sekedar menikmati makanan dengan suasana yang menyenangkan. Dulu sebelum ada kafe ini saya sering jalan-jalan ke hutannya, sekedar mengamati dan menikmati alam yang sangat asri. Saya merasa beruntung dengan adanya kafe ini. Saya bisa bersantai menenangkan pikiran setelah lelahnya kuliah diwaktu libur dengan duduk di lantai 2 sambil melihat view sungai bukit lawang, pepohanan yang rindang, monyet-monyet yang berlompatan dari pohon satu ke pohon yang lain, memandangi sekeliling tempat saya berduduk dengan wisatawan lokal dan wisatawan asing yang berdatangan kesini. Atau malah sebaliknya, saya memesan minuman dan makanan di lantai 1 setelah saya selesai menikmati makanan yang disajikan saya beranjak ke lantai 2 untuk sekedar duduk atau main ayunan yang sudah ada disediakan.



Tempat ini sudah sering saya kunjungi, tempat yang membuat saya jatuh hati dan selalu ingin kembali. Desainnya yang unik, pelayanan yang ramah, kafe yang bersih dan nyaman serta yang dibutuhkan anak zaman sekarang colokan yang disediakan. Secara butuh baterai yang full untuk bisa stalking atau baca-baca  ketika menemukan WiFi sambil menikmati santapan yang kita pesan. Serta dengan HP yang full batrai bisa membantu dalam pengambilan foto ditempat yang bagus ini. Saya lebih suka kesini sehabis Ashar dan pulang menjelang Isya. Karna lampu baru dihidupkan ketika menjelang Maghrib, momen ini yang selalu saya tunggu. 



Harga makanan ditempat ini dibandingkan tempat yang lain yang belum tentu memberikan kenyamanan seperti kafe kapal bambu (ecolodge) ini tergolong lebih mahal. Menurut saya harga yang ditawarkan sebanding dengan apa yang kita dapat. Bagi kamu yang trip ke Bukit Lawang ingjn melihat sejauh mana kamu bisa speak English secara aktif bisa nih ditempat ini sama wisatawan asing yang berkunjung di tempat ini.



Bagi saya.
Tempat ini terbaik. Kalian yang belum pernah kesini wajib banget kesini, dan yang udah pernah kesini ayuuuk balik lagi mengulang momen.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saya Bukan Aku by Aliciaandf

Perkenalkan ini "saya" bukan "aku" Dengan sakit kronis, sebab terkena tikaman tak kasat mata yang merangkul lalu menusuk . Dengan telinga menuli, mata memejam, dan hati lebam-lebam . Mengapa? Saya yang berdarah, Dia yang kamu rawat dengan cinta. Baiklah.. Tahun-tahun saya dan kamu sudah usang, hancur bahkan. Kamu baik selama itu. Tapi entah kenapa dimata ini pengkhianatan selalu menjijikan. Sengaja puisi ini tertulis "saya" . Karena "aku" terlalu akrab untuk kita yang terlanjur asing.

Aku Ini Siapa

Aku ini siapa? Terlalu dekat tapi tak punya tempat. Tidak asing tapi tak saling ingin. Aku ini siapa? Terlalu menaruh harap sampai lupa kalau kau tak terharap. Aku ini siapa? Yang memintamu lebih baik padahal kau sama sekali tak ingin lebih. Aku ini siapa? Terlalu ingin lebih tapi sayang nggak bisa memiliki. Aku ini siapa? Si keras kepala yang ingin memperjuangkan tapi bertepuk sebelah tangan. Aku ini siapa? Seorang yang selalu memintamu disini tapi kau memilih pergi.

Kenapa Memilih Pasangan yang Seprofesi

Kenapa kebanyakan dari mereka memilih pasangan yang seprofesi? Dulu selalu mikir, Oh kakaknya dokter pantas pasangannya dokter juga. Oh kakaknya anak kesehatan pantas pasangannya anak kesehatan pula. Oh kakaknya polisi pantas pasangannya polisi juga. Oh kakaknya koat pantas pasangannya setara dengan dia juga, atau bahkan lebih tinggi pangkatnya dari dia. Dan banyak lagi yang lainnya. Kisah-kisah seperti itu banyak sekali saya temukan di lingkungan. Tanpa pernah mencari tau kenapa harus seperti itu; kenapa mesti begitu. Selama ini hanya menerka-nerka tanpa pernah tau kenapa bisa seperti itu. Jodoh emang rahasia Tuhan yang menjadi ketetapan di kehidupan kita. Dan tidak sedikit dari kami yang melihat, pasti memberi kesimpulan, iyalah dia dokter pantas cari suaminya dokter juga (dan profesi yang lainnya). Kita hanya melihat dari segi profesi yang ia jalani. Tanpa pernah mikir sedikit pun bagaimana menjalani profesinya sehingga ia memilih pasangan yang seprofesi. Bertugas menjalank...