Rasanya baru kemarin, saya melepas seragam putih abu-abu. Dan dengan perasaan gembira saya akan melanjutkan studi saya ke perguruan tinggi. Meski ini di luar rencana saya tapi saya percaya ini yang terbaik untuk saya.
Rasanya baru kemarin saya menghabiskan waktu bersama nenek saya. Menemani beliau sambil bercerita tentang kehidupan beliau dimasa muda atau sekedar bercanda akan hal yang membuat kita tertawa. Saya dibesarkan dengan orang tua yang bekerja, jadi kebanyakan waktu saya kecil saya habiskan bersama nenek saya. Neneklah yang selalu mengurus setiap kebutuhan saya. Sampai suatu waktu saya sudah beranjak dewasa memasuki bangku sekolah menengah pertama, ibu saya menyuruh saya untuk tinggal di rumah. Alasannya agar saya tidak terlalu manja, semua serba di siapkan sama nenek. Yaa, saya turuti kemauan ibu saya. Nenek itu orang yang baik, orang yang mengajarkan saya banyak hal. Nenek itu orang yang kuat. Beliau sudah ditinggal kakek saya untuk selama-lamanya di tahun 1994. Tahun dimana saya belum dilahirkan. Saya selalu mencium nenek ketika saya mau pulang kerumahnya selepas menjenguk nenek memastikan bahwa nenek baik-baik saja.
Rasanya baru kemarin, Minggu ke dua saya kuliah selepas pulang ke rumah saya melihat nenek ke rumahnya. Saat itu nenek sedang sakit. Sakit gigi, yang menyebabkan nenek tidak banyak bicara waktu itu. Biasanya kami banyak menceritakan keadaan apa yang kami alami sebelumnya, ditemani pisang goreng kesukaan nenek. Tapi hari itu berbeda, saya lebih banyak memandangi beliau yang sedang merasakan giginya sakit dan berdoa untuk kesembuhan beliau. Rasanya sedih sekali liat orang yang kita sayang, liat orang yang kita cinta menahan sakit. Tepat hari Minggu saya kembali ke Medan karna Seninnya saya harus kuliah. Mbak saya mengabari kalo nenek masuk rumah sakit karena sudah berapa hari beliau susah makan, jadi harus di infus biar tenaganya tetap ada. Ibu saya menemani nenek bersama kakaknya. Beberapa hari kemudian ibu saya menelpon di siang hari, mengatakan bahwa nenek sudah sehat sore nanti sudah bisa pulang ke rumah. Saya senang mendengar kabar ini. Tak selang beberapa waktu mbak saya kembali menelpon bahwa nenek saya sudah pergi untuk selama-lamanya. Saat itu saya sedang mandi sore teman sekamar saya yang mengatakan kepada saya.
Rasanya campur aduk, rasanya sedih sekali ditinggalkan oleh orang yang sangat saya cintai. Saya pulang ke rumah saat itu juga. Itu hari Kamis, tanggal 18 September 2014. Saya ingat betul kejadian pada saat itu.
Rasanya baru kemarin saya pamit dan mencium nenek. Tapi hari itu saya harus melihat nenek terbaring menghadap sang pencipta. Waktu begitu cepat berputar hingga hari itu tiba waktunya saya harus menerima kenyataan ditinggalkan oleh orang yang saya cinta.
Rasanya baru kemarin nenek selalu mengantar saya pergi sekolah TK sampai SD dan selalu mengingatkan saya untuk pergi mengaji selepas pulang sekolah. Hingga hari itu saya sudah berusia 18 tahun. Dan nenek pergi meninggalkan saya.
Rasanya baru kemarin merayakan lebaran bersama nenek dan keluarga tersayang. Kumpul lengkap bersama cucu-cucu nenek yang lain. Baru kemarin sungkem minta maaf sama nenek diiringi tangis dari kita masing-masing. Tapi ini sudah lebaran ketiga tanpa nenek. Ini berarti tepat di 18 September 2017 hari dimana nenek sudah tidak ada 3 tahun. Tak terasa waktu yang saya lewati sudah begitu lama.
Setiap yang bernyawa pasti akan menghadap kepadaNya, dengan cara yang bagaimana? Ini menjadi rasahasiaNya.
See you again, nenek.
Istirahatlah dengan tenang di sisi Tuhan. Semoga kelak kita akan disatukan lagi di alam yang berbeda.
Istirahatlah dengan tenang di sisi Tuhan. Semoga kelak kita akan disatukan lagi di alam yang berbeda.
Komentar
Posting Komentar